Pentingnya Rasa Syukur
Pada sesi Kuliah 5 Menit (Kulima) di Mushala Ar-Ridha, Ustadz Amran Is menekankan pentingnya rasa syukur dalam kehidupan seorang Muslim. Dalam ceramahnya, beliau mengingatkan jamaah tentang betapa berharganya nikmat yang diberikan oleh Allah, termasuk nikmat kesehatan yang memungkinkan kita bisa hadir di masjid. Ustadz Amran mengajak jamaah untuk merenung sejenak tentang banyaknya orang yang kini terbaring di rumah sakit dan tidak bisa merasakan nikmat tersebut.
Beliau juga menggarisbawahi bahwa ada orang-orang yang tinggal dekat dengan masjid tetapi memilih untuk tidak datang beribadah. Hal ini mengindikasikan kurangnya rasa syukur atas nikmat yang telah mereka terima. Menurut Ustadz Amran, rasa syukur tidak cukup hanya diucapkan dengan kata-kata. Sebaliknya, rasa syukur harus diwujudkan dalam bentuk tindakan nyata, seperti rutin datang ke masjid untuk beribadah dan melaksanakan kewajiban sebagai seorang Muslim.
Dengan selalu bersyukur, seseorang akan merasakan kedamaian dan kebahagiaan dalam hidupnya. Rasa syukur juga akan membawa berkah tambahan serta menjauhkan individu dari sifat-sifat negatif seperti ketamakan dan kecemburuan. Ustadz Amran mengajak jamaah untuk senantiasa mengingat dan mengucapkan syukur setiap hari, baik dalam keadaan lapang maupun sempit, karena segala sesuatu yang terjadi adalah ketetapan Allah yang harus diterima dengan ikhlas dan penuh keikhlasan.
Penting juga untuk mengajarkan rasa syukur kepada keluarga, terutama anak-anak sejak dini. Hal ini agar mereka tumbuh menjadi individu yang selalu menghargai pemberian Allah dan tidak mudah mengeluh. Dalam penutup ceramahnya, Ustadz Amran memberikan motivasi kepada jamaah untuk terus meningkatkan kualitas ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah sebagai bentuk rasa syukur yang sejati.
Pentingnya Melaksanakan Salat di Masjid
Dalam ceramahnya, Ustadz Amran menekankan betapa pentingnya melaksanakan salat berjamaah di masjid, sebagai cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memperkuat tali persaudaraan sesama Muslim. Shalat berjamaah di masjid tidak hanya memberikan pahala berlipat ganda, tetapi juga mendidik umat Islam akan pentingnya kedisiplinan waktu dan konsistensi dalam ibadah. Ustadz Amran menjelaskan bahwa kehadiran kita di masjid untuk shalat merupakan bentuk ketaatan dan penghormatan kepada perintah Allah.
Beliau mengingatkan tentang penyesalan yang akan datang terlambat jika kita mengabaikan kesempatan beribadah selama hidup. Anologinya, beliau memberi contoh yang sangat menyentuh, tentang manusia yang baru dihadirkan ke masjid setelah meninggal dunia untuk dishalatkan oleh orang lain dan sebelumnya tidak pernah datang dan shalat ke Masjid. Hal ini memberikan refleksi mendalam bahwa selama hidup, kita seharusnya memanfaatkan waktu untuk beramal dan beribadah dengan sebaik-baiknya.
Pesan ‘inna lillahi wa inna ilaihi raji’un’ yang sering kita jumpai di grup WA ataupun media sosial, menjadi suatu pengingat bahwa kematian itu bisa datang kapan saja, tidak memandang usia atau kondisi kesehatan. Baik muda ataupun tua, dalam keadaan sehat ataupun sakit, kematian adalah kepastian yang setiap orang akan hadapi. Oleh sebab itu, Ustadz Amran menegaskan pentingnya pengabdian kepada Allah sementara kita masih diberi kehidupan.
Melaksanakan salat berjamaah di masjid juga memiliki aspek sosial yang tidak dapat diabaikan. Dengan sering bertemu di masjid, ukhuwah Islamiyah terjalin erat. Ini adalah kesempatan untuk saling mengenal, membantu, dan mendukung satu sama lain dalam kebaikan. Selain itu, masjid berfungsi sebagai pusat kegiatan keagamaan dan sosial, yang menjadikannya tempat yang sangat penting dalam kehidupan seorang Muslim.
Menjaga Semangat dan Keteguhan dalam Beribadah
Ceramah Ustadz Amran Is di Mushala Ar-Ridha membahas secara mendalam pentingnya menjaga semangat dan keteguhan dalam beribadah. Beliau mengingatkan jamaah bahwa semangat yang tinggi dalam beribadah adalah kunci untuk mendapatkan rahmat dan keberkahan dari Allah SWT. Ustadz Amran Is menyoroti kisah inspiratif seorang orang tua berusia 86 tahun yang tidak pernah surut dalam semangatnya untuk mengajak anaknya salat Subuh di masjid. Kisah ini bukan hanya menggugah, tetapi juga menjadi contoh konkret bagaimana seorang muslim harus terus mendakwahkan kebaikan tanpa henti.
Ustadz Amran Is menekankan bahwa menjaga semangat dalam beribadah bukanlah tugas yang mudah tetapi sangatlah penting. Ketika seseorang mampu menunjukkan keteguhan yang sama seperti orang tua tersebut, kualitas ibadahnya akan meningkat. Menanamkan semangat ini tidak hanya penting untuk diri sendiri, tetapi juga untuk keluarga dan komunitas muslim. Beliau menyebutkan bahwa ketekunan dalam beribadah adalah sebuah proses jangka panjang yang harus disertai dengan niat yang tulus dan ikhlas.
Pada akhirnya, pesan yang disampaikan adalah agar jamaah tidak lengah dalam menjalankan ibadah. Mereka didorong untuk terus berusaha meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah mereka, dengan tetap menjaga semangat dan keteguhan. Pesan ini ditekankan oleh Ustadz Amran Is untuk memastikan setiap jamaah yang hadir merasa terdorong dan termotivasi dalam menjalani kehidupan yang penuh dengan iman dan semangat beribadah.
Manfaat Mengisi Waktu dengan Ibadah dan Kebaikan
Dalam ceramahnya, Ustadz Amran sangat menekankan pentingnya penggunaan waktu luang untuk ibadah dan kebaikan. Beliau menyoroti bahwa dari 24 jam dalam sehari, seringkali hanya dua jam yang kita alokasikan untuk ibadah, sementara sisanya dihabiskan untuk berbagai aktivitas lain. Kehidupan dunia yang sibuk sering mengesampingkan waktu yang kita luangkan untuk berzikir dan membaca Al-Quran.
Meningkatkan intensitas dzikir dan tilawah memiliki manfaat yang sangat besar. Dzikir tidak hanya memberikan ketenangan batin, tetapi juga menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Membaca Al-Quran, di sisi lain, memperkaya pemahaman spiritual kita dan menjadi petunjuk dalam berbagai aspek kehidupan. Dengan lebih sering berzikir dan tilawah, kita bisa meningkatkan timbangan amal baik kita, yang sangat penting sebagai bekal menghadapi hari akhirat.
Ustadz Amran juga mengajak jamaah untuk saling membantu dalam kebaikan, termasuk dalam hal yang duniawi seperti membantu sesama Pegawai Negeri Sipil (ASN) naik pangkat. Membantu orang lain meraih pencapaian, baik dalam karier maupun aspek lain, tidak hanya bermanfaat bagi mereka, tetapi juga menambah pahala kita. Ini adalah salah satu cara untuk menjalankan prinsip gotong royong dan mempererat persaudaraan dalam masyarakat.
Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk mengalokasikan lebih banyak waktu dalam sehari untuk berzikir dan membaca Al-Quran, serta tidak lupa untuk membantu orang lain dalam kebaikan. Langkah-langkah ini tidak hanya mendekatkan diri kita kepada Allah tetapi juga memperkaya amal baik kita. Dengan persiapan yang matang dan bekal yang cukup, kita dapat menghadapi kehidupan dunia dan akhirat dengan lebih tenang dan yakin.